Kamis, 29 November 2012

jiwa para perindu syahid

Bismillahirohmanirrohim…………….. Setiap manusia akan mati, dan sebaik-baik kematian ialah mati syahid. Dan syahid di medan jihad lebih utama dari macam-macam bentuk syahid di tempat yang lain. Tidak ada seorang yang benar imannya melainkan pasti dia merindukan mati syahid.
Berita syahid dalam Al Qur’an:
Allah I berfirman:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.”[1]

Berita syahid dalam Sunnah:

Dari Jabir t ia berkata:
Ketika Abdullah bin ‘Amr bin Haram gugur dalam peperangan Uhud, Rasulullah bersabda kepada Jabir: Hai Jabir! Apakah kau ingin mendengar kabar tentang ayahmu? Bagaimana Allah memperlakukannya? Jabir menjawab: Ya, aku ingin mendengarnya. Rasulullah bersabda: Tidak sekali-kali Allah berfirman kepada seseorang kecuali hanya berbicara dari balik hijab. Tetapi Allah berbicara dengan ayahmu tanpa aling-aling. Allah mengatakan kepada ayahmu: Hai hamba-Ku, mintalah kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Ayahmu menjawab: Wahai Rabbku, biarkanlah hamba hidup lagi, maka hamba akan berperang lagi untuk-Mu yang kedua kalinya. Allah mengatakan: Hal itu telah Aku tentukan, bahwa siapa saja yang telah mati takkan bisa hidup kembali di dunia. Kemudian ayahmu memohon lagi: Wahai Rabbku, beritahukan orang-orang yang sesudahku nanti. Setelah itu Allah menurunkan ayat – QS Ali ‘Imran, 3: 169.[2]
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah n bersabda:

Rasulullah bertanya (kepada pada sahabat): “Siapa yang kalian anggap syuhada’ di antara kalian? Mereka menjawab: Siapa yang terbunuh di jalan Allah, maka dialah syahid. Berujarlah beliau: Jika demikian, tentu orang-orang yang mati syahid dari ummatkusangat sedikit? Merekapun bertanya: Jadi, siapa ya Rasulullah? Beliau berkata: Barangsiapa yang terbunuh di jalan Allah, maka dia syahid; dan barangsiapa yang mati terkena wabah penyakit, maka dia syahid; dan barangsiapa yang mati karena sakit perut maka dia syahid. Berkata Ibnu Miqsam: Aku bersaksiatas bapakmu –yakni Abu Shalih- bahwasanya dia berkata: Dan orang yang mati tenggelam adalah syahid.”[3]
Rasulullah n bersabda:
“Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka dia syahid; dan barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya, maka dia syahid; barangsiapa yang terbunuh karena membela Diennya, maka dia syahid; dan barangsiapa yang terbunuh karena keluarganya, maka dia syahid.”[4]

“Barangsiapa yang keluar di jalan Allah (berjihad) lalu mati, atau terbunuh, maka ia syahid; atau dilemparkan kuda atau untanyahingga mati, atau disengat binatang berbisa, atau mati di atas tempat tidurnya dengan cara kematian apapun yang dikehendaki Allah, maka sesungguhnya dia syahid, dan dia akan memperoleh surga.”[5]

“Barangsiapa yang memohon syahadah (kematian syahid) kepada Allah dengan benar/jujur, maka Allah akan mengantarkannaya kepada kedudukan syuhada’, meski dia tidur di atas tempat tidurnya.”[6]
Macam-macam mati syahid
Orang-orang yang mati syahid banyak kategorinya, ada yang syahid akhirat, syahid dunia dan syahid dunia akhirat. Orang yang syahid akhirat banyak contohnya seperti: orang yang mati sebagai ahli ilmu, atau sewaktu menuntut ilmu, atau ketika tengah melakukan ribath (berjaga di medan jihad), atau ketika berhaji, atau karena sakit panas, atau karena keruntuhan, atau terbunuh dalam keadaan teraniaya, dll.
Bersabda Rasulullah n:
“Amma ba’du … kematian yang paling mulia/terhormat adalah terbunuh sebagai syuhada’…”[7]
Para fuqoha’ membagi syahid menjadi tiga macam, secara terperinci dalam madzhab-madzhab … namun secara umum adalah sebagai berikut:
a) Syahid dunia dan akhirat: yakni orang yang terbunuh dengan sebab memerangi orang-orang kafir, meninggikan kalimat Allah tanpa disertai kenifakan, riya’, ataupun ghulul dari harta ghanimah… inilah dia syahid yang sempurna, dan merupakan bentuk syahadah yang paling utama, dan orangnya mendapatkan pahala yang paling besar.
b) Syahid dunia saja: yakni orang yang berperang (dan terbunuh) karena mencari ghanimah, atau karena riya’, atau karena kenifakan.. yang seperti ini tidak mendapatkan pahala, namun tetap diperlakukan atasnya hukum-hukum yang lahir. Kedua golongan syuhada’ ini diberlakukan atas mereka hukum-hukum orang yang syahid:
  • Menurut golongan Hanafi: Tidak dimandikan, tidak dikafani, dan dishalatkan jenazahnya.
  • Menurut golongan Hanbali: Tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan jenazahnya.
  • Menurut golongan Maliki: Tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan jenazahnya.
  • Menurut golongan Syafi’ie: Tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan jenazahnya.
c) Syahid akhirat saja: yakni orang yang mati karena keruntuhan sesuatu, atau karena tenggelam, atau karena ha semisalnya sebagaimana telah dinyatakan dalam hadits-hadits Nabi. Syahid yang seperti ini dimandikan, dikafani, dan dishalati jenazahnya; secara terperinci dalam madzhab-madzhab: Bagi yang ingin menelaahnya secara mendalam silahkan merujuk kepada kitab-kitab tersebut.[8]

Kemuliaan Mujahidin dan Syuhada’.[9]

  1. Bagi mereka seagung-agung pahala.
  2. Pahala amal mengalir terus.
  3. Mereka akan hidup terus, dan diberi rizki. (lihat QS Ali-‘Imran, 3: 169)
  4. Mereka terdinding dari neraka.
  5. Pahala amal mereka berlipat ganda.
  6. Mereka adalah tamu-tamu Allah dan terjamin pahalanya.
  7. Bagi mereka ampunan Allah dan do’a mereka mustajab.
  8. Mereka ingin syahid berulang kali karena kemuliaan mereka di sisi Alah.
  9. Mereka dihiasi dan dilindungi oleh para malaikat.
10. Mati syahid, sakitnya seperti dicubit, tidak merasakan siksa kubur dan aman dari kegoncangan yang besar di hari kiamat dan mereka tahu tempatnya di Jannah.
11. Mereka akan dikawinkan dengan 72 bidadari dan dapat memberi syafa’at 70 orang ahli keluarga.
12. Mereka dibangkitkan dalam keadaan gagah perkasa, dengan luka-luka mereka masih baru dengan darah yang masih menetes.
13. Jannah yang kekal abadi tempat kediaman mereka.
14. Mereka adalah sebaik-baik manusia, Allah mencintai mereka dan tertawa kepada mereka.
15. Roh mereka berada dalam tubuh-tubuh burung.
Dari Nu’ai bin Hammar t berkata, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah:
“Syuhada yang manakah paling utama?” “Orang yang bertemu musuh dalam barisan perang, mereka tidak memalingkan wajah-wajah mereka sehingga mereka terbunuh. Mereka akan berjalan di ruangan Jannah yang tertinggi, Allah tertawa melihat mereka dan apabila Allah tertawa kepada hamba-Nya di dunia, maka dia tak akan mengalami hisab.”[10]
Miqdam Ibnu Ma’dikariba berkata, bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Bagi orang yang syahid terdapat 6 hal yang akan diterimanya, yaitu: Pertama, Allah memberi ampunan ketika pertama kali bergerak dan akan melihat tempatnya di Jannah. Kedua, selamat dari siksa kubur. Ketiga, selamat dari goncangan hari kiamat. Keempat, akan diberikan kepadanya mahkota kebesaran yang terbuat dari permata Yaqut sebagai tanda kehormatan yang jauh lebih mahal daripada dunia seisinya. Kelima, akan dikawinkan dengan 72 bidadari bermata jeli. Dan keenam, dapat memberi syafa’at kepada 70 keluarganya.”[11]
Itulah diantara keistimewaan para syuhada’ dan mujahidin yang berjihad di jalan Allah. Bagi yang ingin memperdalam pemahamannya tentang perkara ini silahkan dia membaca kitab-kitab yang menguraikan masalah ini seperti Kitabul Jihad, Imam Ibnul Mubarak, al Jihaad Sabiiluna, Syaikh Abdul Baqie Ramdhun, Rajulun Shalih: Abu Muhammad Jibril, dll.

[1]. QS Ali ‘Imran, 3: 169-171. [2]. HR Ibnu Majah – no: 2790.
[3]. HR Muslim, no – 3539.
[4]. HR Ahmad – no: 1565, Abu Dawud – no: 4142, at Tirmidzi – no: 1341, an Nasa’ie – no: 4027…
[5]. HR Abu Dawud – no: 2138.
[6]. HR Muslim – no: 3532, Abu Dawud – no: 1299, at Tirmidzi – no: 1577, an Nasa’ie – no: 2111…
[7]. HR Bukhari dan yang lain – shahih –
[8]. Kitabil Fiqh ‘ala al Madzaahib al Arba’ah oleh al Jaza’iri, juz 1, dinukil secara bebas. Lihat Kitab al Jihaad Sabiiluna, hal 198-200.
[9]. Dinukil bebas dari Karakteristik Lelaki Shalih, hal. 181-197. cet. Oktober 2005
[10]. HR Ahmad – no: 21438.
[11]. HR Ahmad – no: 16553, 17115; Tirmidzi – no: 1586; Ibnu Majah – no: 2789.
Jazakallah khairal jazaa’…………………………………..^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar